Sabtu, 15 Juni 2013

bela negara


1.1         Latar belakang masalah

Rakyat sebagai salah satu unsur mutlak suatu negara, memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan pembangunan berbagai aspek kehidupan. Untuk itu setiap warga negara memiliki jaminan hukum untuk melaksanakan hak dan kewajibannya yang diberikan negara. Salah satu hak dan kewajiban warga negara adalah ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Upaya bela negara  sebagaimana diatur UU No. 3 tahun 2002 diselenggarakan melalui:


a)      pendidikan kewarganegaran;
b)      pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c)   pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau secara wajib;
d)   melalui pengabdian sesuai dengan profesi.
Suatu negara harus mempunyai unsur-unsur :
a) penduduk yang tetap,
b) wilayah tertentu,
c) pemerintah, dan
d)           kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Unsur-unsur pembentuk (konstitutif) negara :
a) harus ada rakyat,
b) harus daerah, dan
c) pemerintah yang berdaulat.
d)           pengakuan oleh Negara lain (deklaratif).

Setiap warga negara dituntut memiliki kemauan, kemampuan, dan komitmen untuk berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Usaha pembelaan negara berkaitan dengan upaya mempertahankan negara dari ancaman dan ganguan. Oleh karena itu usaha pembelaan negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negara. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:
a.    untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;
b.   untuk menjaga keutuhan wilayah negara;
c.    merupakan panggilan sejarah;
d.   merupakan kewajiban setiap warga negara.
Mempertahankan negara merupakan salah satu fungsi negara yang sangat penting dalam kaitannya dengan usaha pembelaan negara. Setiap negara mesti menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:
1)   Fungsi penertiban (law and order); Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
2)   Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran; Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.
3)   Fungsi Pertahanan; yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4)   Fungsi keadilan; yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2) tersebut, ada beberapa hal yang mesti kita pahami yaitu
1)   keikutsertaan warga negara dalam pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban;
2)   pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta;
3)   kekuatan utama dalam sistem pertahanan adalah TNI, sedangkan dalam sistem keamanan adalah POLRI;
4)   kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan sebagai kekuatan pendukung.

Dalam usaha pembelaan negara, petani ikut serta dalam pengadaan ketahanan pangan nasional di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.2         Rumusan Masalah

1.        Bagaimana usaha petani dalam keikutsertaan dalam bela negara?
2.        Perlukah petani melakukan bela negara?
3.        Apa peran petani dalam melakukan bela negara?
4.        Seberapa penting wujud bela negara bagi petani?

1.3         Tujuan penulisan

1.        Mengetahui keikutsertaan profesi petani dalam usaha bela negara
2.        Seberapa perlu usaha bela negara bagi petai
3.        Mengetahui peran petani dalam usaha bela negara
4.        Mengetahui seberapa penting wujud bela negara bagi petani




BAB II PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Bela Negara

Bayak ahli medefinisikan tentang pengertian Negara, berikut beberapa pengertian Negara meurut beberapa para ahli:
1.      Harold j.laski mendefinisikan Negara adalah suatu masyarakat yag dipadukan karena memiliki wewenag yang bersifat memaksa dan secara fisik lebih agug dalam individu atau masyarakat
2.      Max Weber medefinisikan Negara  adalah suatu masyarakat yang memepuyai suatu monopoly dalam menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah. 
3.      Robert M. Mac Iver medefinisikan Negara adalah perkumpulan yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu masyarakat tertentu dengan berdasarkan sistem hokum, dan untuk maksud tersebut negara diberikan kekuasaaan memaksa. 
4.      Karl Marx mendefinisikan Negara adalah suatu kekuasaan bagi manusia (penguasa) untuk menindas manusia yang lain.
5.      Prof. Mr. Soenarko medefinisikan Negara adalah suatu organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan (souverign). 
6.      Prof. Miriam Budiardjo medefinisikan Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaaanya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. 
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang[1].
             Setiap warga negara memilki tanggung jwab yang tidak kecil terhadap negara. Tanggung jawab itu dapat diwujudkan dalam bentuk partisipasi usaha membela negara. Membela negara adalah kewajiban atau tugas semua warga negara, baik yang tinggal di wilayah perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan. Apapun situasinya setiap warga negara harus ikut serta membela negaranya dari serangan atau ancaman dari pihak lain. 
           Menurut Chaidir Basrie, bela negara merupakan sikap, tekad, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan dan kesaktian Pancasila, sebagai ideology negara. Kerelaan berkorban ini tentu saja mempunyai tujuan, yakni meniadakan ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa. 
            Di negara kita, usaha membela negara diatur dalam Undang-Undang Dasar. Hal tersebut dinyatakan secara tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3 Adapun bunyi pasal 27 ayat 3 selngkapnya ialah : “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” 
          Berdasarkan ketentuan pasal 27 ayat 3 itu, maka sebagai peserta didik yang sekaligus merupakan warga negara, kita diharapkan untuk melaksanakan amanat itu dalam kehidupan sehari-hari. 
Keikutsertaan seorang warga negara dalam usaha bela negara dapat dilihat kiprahnya sebagai seorang individu, dan juga sebagai warga masyarakat, serta warga negara merdeka. 

            B. Wujud bela negara dimasyarakat         

            Wujud keikutsertaan sebagai individu dalam usaha membela negara seperti tidak pernah menimbulkan kekacauan/ huruhara dalam masyarakat, tidak menjadi dalang kerusuhan, tidak melakukan tindakan korupsi, tidak menjadi pengkhianat dan lain-lain. Sebagai seorang warga masyarakat, upaya membela negara dapat dilakukan dengan cara mematuhi tata tertib yang telah disepakati bersama oleh seluruh warga. Sebagai warga bangsa yang merdeka, wujud bela negara dapat dilakukan dengan cara ikut serta melestarikan alam atau lingkungannya. 
Sebagai individu dan juga sebagai warga masyarakat hendaknya berjalan seiring dan seimbang. Seseorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri berarti orang itu egois. Begitu juga sebagai anggota masyarakat selalu aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh masyarakat.
            Usaha bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dilandasi dan dijiwai oleh rasa cinta akan negara, akan kelangsungan hidup dan keberadaannya. Hal itu sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. 

C.    Pentingnya Ketahanan Pangan bagi Bangsa

1.      Pengertian ketahan pangan

Berikut disajikan beberapa definisi ketahanan  yang sering diacu :
 Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996:  kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
            USAID (1992: kondisi  ketika  semua  orang  pada  setiap saat mempunyai akses  secara  fisik dan  ekonomi untuk memperoleh kebutuhan konsumsinya untuk hidup sehat dan produktif.
 FAO (1997) : situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
FIVIMS  2005:  kondisi  ketika  semua  orang  pada  segala waktu  secara  fisik,  social dan  ekonomi memiliki  akses pada pangan  yang  cukup,  aman dan bergizi untuk   pemenuhan kebutuhan konsumsi  dan  sesuai dengan seleranya (food preferences) demi kehidupan yang aktif dan sehat.
Mercy Corps  (2007) :  keadaan ketika  semua orang pada setiap saat  mempunyai   akses  fisik,  sosial,  dan ekonomi  terhadap  terhadap  kecukupan pangan, aman  dan  bergizi   untuk kebutuhan  gizi  sesuai dengan seleranya  untuk  hidup produktif dan sehat.
Dalam pengertian ini ketahanan pangan dikaitkan dengan 3 (tiga) faktor utama yaitu :
a. Kecukupan (ketersediaan) pangan
b. Stabilitas ekonomi pangan
c. Akses fisik maupun ekonomi bagi individu untuk mendapatkan pangan

2.      Tujuan program ketahanan pangan adalah :

1.      Meningkatnya ketersediaan pangan.
2.      Mengembangkan diversifikasi pangan.
3.      Mengembangkan kelembagaan pangan.
4.      Mengembangkan usaha pegelolaan pangan.
Ketahanan pangan merupakan konsep yang komplek dan terkait dengan mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari distribusi, produksi, konsumsi dan status gizi. Konsep ketahanan pangan (food security) dapat diterapkan untuk menyatakan ketahanan pangan pada beberapa tingkatan :
1. global,
2. nasional,
3. regional
4. tingkat rumah tangga di tingkat rumah tangga dan individu.

          D. Peran Penting Profesi Petani dalam Usaha Bela Negara

            Profesi sebagai petani memiliki peran yang sangat penting dalam usaha bela Negara. Sebagaimana dipahami secara umum, petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Tentu saja, mereka bercocok tanam di tanah pertanian. Sebut saja: sawah /ladang. Kemudian, secara umum, petani diklasifikasi sebagai petani besar dan petani kecil. Petani besar bergerak dalam skala besar –sebut : perkebunan. Sedangkan petani kecil bergerak pada skala kecil –sebut: pertanian.
            Petani tanaman pangan berada di depan sendiri dalam garda penyangga pangan nasional. Tanpa mereka akan lumpuh semuanya. Memang, kelihatannya pangan hanya masalah sepele. Namun, ketika bahan pangan sudah dijadikan senjata untuk menaklukkan bangsa lain maka masalah pangan menjadi terlalu amat sangat penting. Embargo bahan pangan sangatlah menyakitkan.
            Oleh karea itu profesi petani adalah wujud mutlak dalam bela Negara, mengingat seberapa pentingnya peranan petani dalam memepertahankan Negara ini. Meskipun secara umum wujud bela Negara subjeknya adalah tentara atau perangkat pertahanan lainya
            Mewujudkan ketahanan pangan dapat lebih dipahami sebagai berikut:
a.       Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, diartikan ke-tersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya, yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia.
b.       Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari kaidah agama.
c.        Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan yang  harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air.
d.       Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau.



BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

            Ketahanan pangan merupakan konsep yang komplek dan terkait dengan mata rantai sistem pangan dan gizi mulai dari distribusi, produksi, konsumsi dan status gizi. Konsep ketahanan pangan (food security) dapat diterapkan untuk menyatakan ketahanan pangan pada beberapa tingkatan :
1. global,
2. nasional,
3. regional
4. tingkat rumah tangga di tingkat rumah tangga dan individu
            Oleh karena itu, dalam mewujudkan sisem bela negara, petani memiliki peran yang sangat penting didalamnya yaitu memepertahankan ketahanan pangan bangsa Indonesia.

contoh laporan praktikum pembuatan lubang tanam karet


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam bududaya karet, penanaman karet disebut dengan istilah, replanting atau newplanting. Dalam penanaman karet, pembukaan lahan hampir sama dengan beberapa komoditas perkebunan lainnya, yaitu penebangan pohon dan pengendalian tanaman-tanaman pengganggu. Sebelum dilakukan penanaman, harus disiapkan lubang tanam terlebih dahulu. Lubang tanam dibuat dengan jarak antar lubang 7 m x 3 m. pembuatannya dimulai dengan mengajir lubang tanam sesuai jarak tanam. Tanpa lubang tanam, tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik, dan untuk menanam adalah harus mempunyai lubang tanam. Lubang tanam selain memberikan manfaat tumbuh, berkembangnya perakaran tanaman pokok, juga mempermudahkan perawatan tanaman serta menjaga konservasi lahan, karena pembuatan lubang tanam biasanya disesuiakan dengan kontur lahan dan jarak tanam Satu syarat yang perlu dilakukan dalam usaha penanaman atau budidaya karet (Havea brasiliensis) yang baik. Hal sama-sama biasa dimengerti sebab tanaman karet biasanya memiliki perakaran yang sukup dalam dan cukup luas.
           
Tujuan
            Tujuan dari praktikum pembuatan lubang tanam ini adalah untuk mengetahui ukuran lubang tanam yang efisien bagi tanaman karet. Selanjutnya adalah untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah top soil. Selain itu juga untuk lebih memahami manfaat lubang tanam yang telah dibuat. Hal yang paling penting lainnya yaitu perhitungan HOK dalam pembuatan lubang tanam.

METODOLOGI

Pelaksanaan

Hari, tanggal   : jumat, 17 Mei 2013
Waktu             : 07.30 wib – 10.00 wib
Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diginakan dalam praktikum pembuatan lubang tanam ini antara lain mall yang digunakan sebagai batas ukuran lobang tanam, selanjutnya yaitu cangkul yang digunakan untuk membuat lobang tnam, dan yang terakhir yaitu sabit yang digunakan untuk membersihkan gulma yang ada di area lobang tanam yang dibatasi oleh mall.
Langkah kerja
·         Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat lunag tanam yaitu melakukan pengajiran
·         Membersihkan gulma yang ada dipermukaan tanah yang akan dibuat lubang tanam
·         Gunakan mall, dengan posisi ajir berada ditengah-tengah mall (perhatikan gambar a pada lampiran).
·         Cangkul bagian yang telah diukur dengan mall (perhatikan gambar b pada lampiran)
·         Pisahkan tanah atas (top soil) dan tanah bawah (sub soil) (perhatikan gambar c pada lampiran)
·         Gali hingga ukuran lubang tanam berukuran 60cm x 60cm x 60cm dan lakukan pengecekan menggunakan mall (perhatikan gambar d pada lampiran)
·         Mengjitung HOK (Hari Orang Kerja)
·         Dan yang terakhir menghitung persentase bibit tanaman yang tumbuh.

PEMBAHASAN

            Lubang tanam selain memberikan manfaat tumbuh, berkembangnya perakaran tanaman pokok, juga mempermudahkan perawatan tanaman serta menjaga konservasi lahan, karena pembuatan lubang tanam biasanya disesuiakan dengan kontur lahan dan jarak tanam.
Manfaat lubang tanam bagi tanaman  pokok meliputi membantu pertumbuhan akar tanaman, membantu dalam ruang gerak akar dalam menyerap unsur hara dan siklus udara  dalam tanah, dan masih banyaka lagi. Pembuatan lubang tanam juga harus sesuai besarnya dengan bahan tanaman yang akan ditanam (Aprialdi 2012).
            Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan sebelum penanaman . kegiatan persiapan tanam terdiri dari Pengajiran ( jalur tanam & jarak tanam ) dan Pembuatan Lubang Tanam . Jumlah tanaman karet dalam satu hektar berkisar antara 500 – 600 tanaman/hektar yang dibuat berdasarkan variasi jarak tanam.dan  kondisi lahan tanam . pola tanaman karet pada umumnya menggunakan jarak tanam 7 x 3 meter, jarak tanam 7 m diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter diletakkan pada arah timur – barat hal ini dilakukan jika direncanakan tanaman pangan untuk tanaman sela maka persaingan didalam mendapatkan sinar matahari dapat diatasi (Abju sabriawan, 2012).
            Lubang tanam untuk stum mini atau bibit kantong plastic adalah (60 x 60 x 60) cm. Sedangkan untuk bibit okulasi stum tinggi umur 2 – 3 tahun adalah (80 x 80 x 80) cm. Jika panjang akar tunggang bibit stum tinggi lebih dari 80 cm, maka dibagian tengah lubang tanam ditugal sedalam 20 cm (Tim Penulis PS, 2011).
            Pada saat penggalian lubang tanam, lubang tidak langsung di tanam dengan tanaman yang akan ditanam. Fungsi penggalian lubang tanam adalah untuk mematikan mikroorganisme yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman, mematikan mikroba-mikroba tanah yang berbahaya bagi tanaman. Dan juga mengubah unsur-unsur yang bersifat racun menjadi tidak meracuni . Paling lambat sebulan sebelum tanam tanah galian dikembalikan ke dalam lubang agar kondisi tanah berada dalam keseimbangan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Selain itu ajir tetap berada di tengah-tengah lubang tanam untuk mempermudah penanaman.
            Dari pengamatan pada praktikum pembuatan lubang tanam, dapat diketahui jarak kedalaman top soil lubang pertama berada dikisaran 20 cm, sedangkan sisanya yaitu sub soil. Sama halnya dengan lubang pertama lubang kedua juga memiliki kedalaman top soil yang sama. Tanah top soil dan sub soil dipisahkan. Hal ini disebabkan karena tanah bagian atas (top soil) lebih subur karena lebih banyak mengandung unsur hara dibandingkan dengan tanah bagian bawah (sub soil). Kedua lapisan tanah ini dapat dibedakan berdasarkan warna dan tekstur tanah, tanah lapisan atas (sub soil) lebih gelap dan tanah bagian bawah (sub soil) warnanya dapat dilihat lebih kemerah-merahan.
HOK = 7 jam kerja / jam kerja x jumlah lubang yang dikerjakan
HOK = (7 x 60 menit) / 33 menit x 2 lubang
HOK = 25,45 lubang dalam sehari
Jumlah yang bekerja = 2 orang, maka :
HOK = 25,45 / 2 orang
HOK = 12,725 (Di bulatkan menjadi 13)

 
            Selanjutnya dalam pembuatan lubang tanam adalah perhitungan HOK, dari praktikum, dapat diketahui jumlah lubang tanam yang dibuat yaitu 2 lubang tanam, sedangkan waktu yang dibutuhkan adalah, 33 menit untuk menyelesaikan 2 lubang, dengan banyaknya orang yang mengerjakannya yaitu 2 orang. Dari pengamatan diatas dapat dihitung HOK sebagai berikut:

           



     


Selain menghitung HOK dalam praktikum ini juga menghitung persentase daya tumbuh benih karet untuk batang bawah. Jumlah benih kaet yang ditanam yaitu 20 batang sementara yang tumbuh 18 batang jadi persentase tumbuhnya sebagai berikut :
Persentase tumbuh = 18 / 20 x 100%
                               =  90 %    
Kesimpulan
            Lubang tanam diperlukan dalam persiapan penanaman, dalam pelaksanaannya, lubang tanam karet dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. selain itu, top soil dan sub soil nya perlu dipisahkan, karena kandungan unsure hara pada lapisan top soil lebih banyak.





DAFTAR PUSTAKA
Sabriwan A. 2012. Persiapan tanam dan penanaman tanaman. (20 mei 2013).            http://tambang-estate.blogspot.com/2012/12/persiapan-tanam-dan-penanaman-tanaman.html
Aprialdi. 2012. Laporan praktikum produksi tanaman. (20 mei 2013)   http://pagemenu.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-produksi-tanaman.html
Tim Penulis PS. 2011. Panduan Lengkap Karet. Jakarta. Penebar Swadaya.

Selasa, 11 Juni 2013

laporan ilmu tanah


I.     PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di Bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berrongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Pada dasarnya kita selalu bergantung pada tanah. Kita beraktivitas diatas permukaan tanah, bahan makananpun diolah menggunakan tanah dan banyak lagi segala hal yang berhubungan dengan tanah. Agar tanah dapat dipelajari secara mendalam kita memerlukan suatu pengertian dasar mengenai tanah.
Secara umum tanah mempunyai definisi sebagai lapisan yang menyelimuti bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau didalamnya. Secara ilmiah dipelajari tanah mulai proses pembentukan, klasifikasi, pemetaan, kesuburannya, pemanfaatan, penerapan dan karakter lainnya (biologis, kimia, fisis). Dari segi klimatologi, tahan memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Dengan meningkatkan pengetahuan tenteng tanah, maka Ilmu Tanah menjadi ilmu yang sangat luas sehingga untuk dapat mempelajarinya dengan baik perlu pengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Seperti ilu pedologi, yang merupakan ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah dan cara pengamatan tanah di lapangan.
Bahan-bahan penyusn tanah antara lain bahan mineral, bahan organic, air, dan udara. Setiap lapisan tanah, memiliki struktur yang berbeda, warna yang berbeda dan sifat asam atau basa (pH) yang berbeda, selain itu, jenis tanah juga mempengaruhi sifat dan struktur tanah.

1.2 Tujuan

Mampu mengetahui berbagai jenis kandungan unsur hara yang terkandung dalam tanah serta mengetahui gejala defisiensi hara dalam tanah, sehingga dapat mengetahui jenis pupuk yang perlu ditambahkan dalam suatu lahan tanaman. Selain itu juga mahasiswa mampu mengetahui gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung pertumbuhan suatu tanaman. Setelah itu mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui sifat fisika dan kimia tanah, mengetahui berbagai jenis, tekstur, dan warna tanah, dan mengetahui berbagai nilai keasaman (pH) tanah.



II.    BAHAN DAN METODE


2.1 Pengambilan Contoh Tanah

Praktikum pengambilan sampel tanah ini dilakukan di Lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 27 april 2013 pada pukul 07.00-10.20. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ring sample, kayu balok, cangkul serta cutter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah lahan yang akan diambil sebagai sampel. Adapun sampel tanah yang akan diambil sampelnya metodenya sebagai berikut:

2.1.1 Tanah utuh

Dalam mengambil sampel tanah utuh hal yang perlu dilakukan adalah menentukan spot pengambilan sampel, permukaan tanah sebelum diambil sampel, harus dibersihkan dari gulma, rumput, atau serasah yang menutupi tanah. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar ring sample diletakkan, kemudian ratakan dengan cutter. Setelah itu, letakkan ring sample di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, dan dengan menggunakan kayu balok yang diletakkan di atas permukaan ring sample, ring sample tersebut ditekan sampai tiga perempat bagian ring sample terbenam kedalam tanah. Selanjutnya letakkan ring sample yang lain di atas ring sample yang pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk kedalam tanah. Setelah itu, pisahkan ring sample bagian atas dari ring sample bagian bawah. Selanjutnya, gali ring sample menggunakan cangkul. Dalam menggali, ujung cangkul harus lebih dalam dari ring sample. Setelah itu, iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan ring sample, kemudian ring sample ditutup dengan tutup ring sample. Setelah itu, iris dan potong tanah bagian bawah dan ditutup dengan tutup ring sample. Kemudian ring sample di beri label.



2.1.2   Tanah terganggu (Disturbed Soil Sample)

Contoh tanah terganggu atau lebih dikenal dengan contoh tanah biasa merupakan contoh tanah yang dapat diambil dengan menggunakan cangkul secara langsung. Kondisi tanah terganggu sudah terganggu sejak pertama pengambilan contoh tanah. Contoh tanah ini dapat dikemas menggunakan kantong plastic tebal atau tipis. Kemudian diberi label tentang informasi pengambilan sampel tanah tersebut.

2.1.3 Tanah agregat

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah, contoh tanah ini diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. kemudian sampel tanah ini dimasukkan kedalam plastik.

2.2 Tekstur dan Warna Tanah

2.2.1 Tekstur tanah

Praktikum penentuan tekstur dan konsentrasi tanah yang dilakukan pada hari sabtu, tanggal 04 mei 2013, dimulai dari jam 07.00-10.20 wib, praktikum ini dilakukan dilahan praktikum kampus Gunung Gede Diploma IPB. Adapun alat yang digunakan dalam penentuan tekstur tanah yaitu: toples, Dan buku acuan sedangkan bahan yang digunakan yaitu: tanah sampel yang terdiri dari, podsolik dramaga, latosol dramaga, regosol dramaga,andosol dramaga, dan air.
Metode dan teknik penentuan tekstur tanah yang dilakukan dalam praktikum yaitu diambil sampel tanah yang telah disediakan secukupnya. Kemudian dimasukkan dalam toples dan diberi air secukupnya. Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

·         Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
·         Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
·         Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
·         Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
·         Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
·         Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

·         Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
·         Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
·         Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

2.2.2 Warna tanah

Praktikum penentuan warna tanah ini dilakukan di lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 11 mei 2013 pada pukul 07.00-10.20. Adapun alat yang digunakan adalah munsell dan cangkul, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah permukaan, tanah subsoil dan air.
Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warna yaitu Hue (kilap), Value (nilai), dan Chroma (kroma). Hue adalah panjang dominan atau warna dari pantulan cahaya. Value adalah kebersihan warna (gelap sampai terang), dan kroma adalah kemurnian relative dari panjang gelombangcahaya yang dominan. Warna tanah (notasi Munsell) ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan atas : 5R, 7.5R, 10R, 2.5 YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5 Y, dan 5Y. Tanda R merupakan singkatan dari red (merah), sedangkan Y adalah singkatan dari yellow (kuning).
Dalam menentukan warna tanah, pertama adalah melembabkan tanah dengan air, kemudian letakkan tanah dibawah lubang kertas munsell dengan jari dan amati hasilnya.

2.3 pH Tanah

Praktikum pengukuran pH tanah dilakukan di Lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 11 mei 2013 pada pukul 07.00-10.20. adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH papper, botol, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah Regosol Dramaga, Andosol Dramaga, Podsolik Dramaga dan Latosol Dramaga dan yang terakhir adalah air aquades
Metode praktikum ini yang pertama adalah menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum ini, selanjutnya memasukkan tanah dan aquades dalam botol dengan perbandingan tanah dan aquades 1:2,5. Setelah itu, masukkan pH papper dalam botol yang telah berisi air dan tanah yang telah di shaking tetapi pH papper hanya dicelupkan sampai sebatas air saja. Dan lihat hasilnya dengan melihat perubahan warna pada pH papper.

2.4 Percobaan Minus One Test

Praktikum ini dilakukan  di lahan Kampus IPB Gunung Gede. Praktikum ini dilakukan mulai tanggal 23 februari, pukul 07.00 s.d 10.30 WIB. Yang dilakukan yaitu persiapan lahan untuk praktikum, dalam persiapan lahan ini alat yang digunakan adalah kored, cangkul, gembor, tali raffia, ajir, serta meteran. Bahan yang digunakan yaitu kapur sebanyak 3.08 kg.
Dalam persiapan lahan hal yang perlu dilakukan yaitu pembuatan petakan lahan, pembuatan petakan lahan yang pertama yaitu dilakukan pengajiran dengan metode phytagoras, metode ini dilakukan menggunakan ajir batas. Ajir induk dibuat dengan panjang 3 metar dan lebar 4 meter dengan sudut siku-siku (90o), sedangkan untuk memastikanya ditarik garis miringnya yaitu sepanjang 5 meter, dari ajir induk yang telah selesai ditarik garis lurus dengan menggunakan tali raffia. Pastikan tali yang ditarik lurus, kemudian dalam penentuan lebar setiap lahan, petakan lahan dipatok dengan ajir dengan lebar 4 m, dengan ketentuan patok harus segaris dengan tali raffia. Sedangkan panjang bedengan yaitu 6,4 meter. Sedangkan jarak antara masing-masing bedengan yaitu 0,4 meter. Jumlah bedengan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu 16 bedengan.
Setelah bedengan dengan ukuran 6,4 meter x 4 meter selesai, dilakukan pembersihan bedengan dengan menggunakan cangkul dan kored. Setelah itu tanah digemburkan dan disiram menggunakan gembor. Setelah itu tiap-tiap bedengan diberi kapur, kecuali untuk lahan yang mendapat perlakuan –Ca dan control. Dalam praktikum ini terdapat 16 bedengan untuk 8 perlakuan (control, -N, -K, -Mg, lengkap, -P, -Ca, -S) tiap-tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.
Kemudian pada sabtu tanggal 2 maret 2013, pada pukul 07.00 s.d. 10.30 WIB. Dilakukan  penanaman jagung manis ditiap bedengan, alat yang digunakan yaitu koret, cangkul gembor dan tugal, sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih jagung manis dan furadan. Dalam hal ini, yang dilakukan adalah pembersihan sisa-sisa gulma dengan menggunakan kored, setelah itu melakukan penggemboran bedengan dengan menggunakan cangkul. Setelah lahan gembur, dilakukan pembuatan lubang tanam menggunakan tugal dengan jarak tanam 0,8meter x 0,4 meter. Tiap lubang tanam dilakukan penanaman sejumlah 2 benih perlubang, dan deberi sedikit furadan tiap masing-masing lubang dan setelah itu lubang tanam ditutup dan dilakukan penyiraman bedengan.
Selanjutnya pada tanggal 09 maret 2013 dilakukan adalah pemberian pupuk pada tanaman. Alat yang digunakan adalah ember, plastik, sendok, dan timbangan digital. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pupuk, pupuk yang digunakan adalah KCl (232 g, 118 g untuk pemupukan pertama) , urea (388 g, 194 g untuk pemupukan minggu pertama), SP-36 (462 g), Mg SO4 (94 g), dan Za (78 g). selain itu dilakukan penyulaman untuk jagung yang telah mati. Untuk pupuk diberi sesuai perlakuan, pemberian pupuk diberi dengan cara alur di samping tanaman.
Setalah itu, pada tanggal 16 maret 2013 pada pukul 07.00-10.20 dilakukan penjarangan dan pembersihan gulma, serta pemberian isektisida pada 16 bedengan. Alat yang digunaan adalah kored, cangkul, dan gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah insektisida “cura corn 500 EC”. Pembersihan gulma dilakukan dengan menggunakan kored, dan penjarangan tanaman dilakukan, minimal perlubang tanaman hanya 2 tanaman saja. Selanjutnya dilakukan penyiraman tanama, setelah itu dilakukan penyemprotan insektisida dengan dosis 15 ml insektisida per 15 liter air.
Selanjutnya pada tanggal 20 maret 2013 dilakukan pemupukan yang kedua kalinya, adapun alat, bahan, dan prosedur dilakukan sama halnya dengan pemupukan pertama.



3.1 Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :

3.1.1 Tanah Utuh

Dalam pengambilan sampel tanah utuh,  perbandingan antara luas permukaan ring sanple bagian luar (tebal tabung) dan luas permukaan tabung bagian dalam tidak lebih dari 0,1. Perbandingan luas permukaan bagian luas dan luas permukaan bagian dalam dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat volume, atau bulk density, distribusi pori pada berbagai tekanan (pF1, pF 2, PF 2,54 dan pF 4,2), dan permeabilitas tanah.

3.1.2 Tanah Terganggu

Contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sampel) digunakan untuk digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut dan lain-lain, selain itu digunakan untuk penetapan kadar air tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.

3.1.3 Tanah Agregat

Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility).



3.2 Tekstur dan Warna Tanah

3.2.1 Tekstur tanah

Dari praktikum penentuan tekstur tanah didapat hasil sebagai berikut:
NO
Sampel
Tekstur
1
Regosol Dramaga
Pasir berlempung
2
Andosol Dramaga
Lempung berdebu
3
Podsolik Dramaga
Lempung liat berdebu
4
Latosol Dramaga
Lempung liat berdebu
Tabel 1. Tekstur tanah
            Dari data tersebut dapat diketahui bahwatanah regosol dramaga mempunyai tekstu pasir berlempung, tanah andosol dramaga memiliki tekstur lempung berdebu, sedangkan tanah podsolik dramaga dan latosol dramaga memiliki tekstur yang sama yaitu lempung liat berdebu.
Tekstur tanah menggambarkan halus kasarnya tanah atau merupakan susunan relative atau perbandingan banyaknya pasir (sand), debu (silt), dan klei (clay). Berdasarkan susunan relative dari tiga ukuran butir tanah tersebut, maka tekstur tanah dikelompokkan menjadi 12 kelas tekstur yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan yang terakhir yaitu liat. Tekstur tanah mempengaruhi banyak sifat-sifat tanah yang penting seperti mudah tidaknya pengolahan tanah dan berkarakteristik menahan air.
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu) (hardjowigeno, 2010). Bahan-bahan halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus dan dapat dibedakan menjadi :
                Pasir      : 2mm – 5 µ
                Debu     : 50µ - 20µ
                Liat         : kurang dari 2µ                
kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran butir yang mencakup seluruh tanah. Kelas butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tatapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen atau fraksi tanah yang lebih kasar daripada pasir. Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi : berpasir, berlempung kasar, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, liat (halus), sangat halus (berliat). Bila fraksi tanah halus (< 2mm) sedikit sekali (< 10%) dan tanah terdiri dari kerikil, batu-batu dan lain-lain (≥ 90%) volume disebut fragmental. Bila  tanah halus termasuk kelas berpasir, belempung atau berliat, tetapi mengandung 35% - 90% (volume) fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka kelas sebaran besar butirnya disebut berpasir skeletal, berlempung skeletal, dan berliat skeletal (Hardjowigeno, 2010).
Tanah yang bertekstur pasir, karena butiran – butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsure hara. Tanah-tanah bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menyediakan dan menahan unsure hara lebih tinggi. Tanah bertakstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2010).

3.2.2 Warna tanah

Berikut adalah table hasil analisa warna tanah
NO
Jenis tanah
Warna tanah
1
Tanah permukaan (top soil)
7.5 YR 3/3 (dark brown)
2
Tanah bawah (sub soil)
10 YR 4/6 (dark yellowish brown)
Table 2. warna tanah
Dari data tesebut dapat dilihat bawa tanah pemukaan atau yang lebih dikenal dengan top soil memiliki warna yang lebih gelap daripada tanah bawah atau dikenal dengan sebutan sub soil.
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa factor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab pebedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organic. Semakin tinggi kandungan bahan organic, warna tanah semakin gelap (Hardjowigwno, 2010).
Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organic umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Di daerah yang berdrainase buruk, dalam arti tanah sering terendam air, seluruh tanah bewarna abu-abu karena senyawa Fe terdapar dalam keadaan reduksi ( Fe++). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi Fe+++ misalnya dalam senyawa Fe2, O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3H2O (limonit) yang berwarna cokelat (Hardjowigeno, 2010).
Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping berwarna abu-abu (daerah tereduksi) didapat pula bercak-bercak merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapt masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah lebih terang (hardjowigeno, 2010).
Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warna yaitu Hue (kilap), Value (nilai), dan Chroma (kroma). Hue adalah panjang dominan atau warna dari pantulan cahaya. Value adalah kebersihan warna (gelap sampai terang), dan kroma adalah kemurnian relative dari panjang gelombang cahaya yang dominan. Warna tanah (notasi Munsell) ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan atas : 5R, 7.5R, 10R, 2.5 YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5 Y, dan 5Y. Tanda R merupakan singkatan dari red (merah), sedangkan Y adalah singkatan dari yellow (kuning) (Balai Besar Litbang, 2006). Disamping itu sering ditambahkan pula hue untuk warna-warna tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantilkan). Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8 dimana semakin tinggi chroma menunjukkan kemurnian spectrum atau kekuatan warna spectrum semakin meningkat. Warna tanah akan semakin berbeda bila tanah basar, kering, atau lembab, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basar, kering atau lembab.

3.3 pH Tanah

Beikut adalah table pengukuran pH tanah
NO
Jenis tanah
pH
1
Regosol Dramaga
5
2
Andosol Dramaga
5.3
3
Podsolik Dramaga
4.3
4
Latosol Dramaga
4.7
5
Tanah lapang permukaan
4.7
6
Tanah lapang Bawah
5
Table 3. pH tanah
Dari data table diatas dapat diketahui bahwa tanah posolik dramaga memiliki pH yang paling rendah yaitu 4,3 dan tanah andosol dramaga memiliki pH tanah tertinggi yaitu 5,3.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+). Makin tinggi kandungan ion hydrogen, maka nilai pH tanah semakin asam. Selain itu terdapat pula ion OH-, yang berbanding terbalik jumlahnya dengan ion hydrogen.
Menurut Hardjowigeno (2010), di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya agak masam. Banyak unsur didalam tanah mengalami perubahan bentuk akibat perubahan reaksi di dalam tanah. Hal ini terkait dengan perubahan tingkat kelarutan senyawa dari unsur-unsur tersebut di dalam tanah (Munawar, 2011).
Menurut munawar (2011), ph tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara esensial dan beberapa sifat tanah lain diantaranya nitrogen. Pengaruh pH tanah terhadap ketersediaan N lebih bersifat tidak langsung, yakni melalui pengaruh pH terhadap aktivitas jasad renik yang terlibat dalam ketersediaan N. Bakteri penambat N udara umumnya sensitive tehadap pH rendah, sehingga pasokan N melalui jalan ini berkurang. Selanjutnya pengaruh terhadap kalium Ca dan Mg, unsure ini tersedia paa pH lebih dari 6 yaitu dalam keadaan basa. Mereka umumnya tidak tersedia bagi tanaman di tanah-tanah asam karena sebagian mineralnya sudah mengalami pelapukan intensif dan terjadi pelindian ke luar dari profil tanah. Selanjutnya pengaruh terhadap fosforuskelarutan P dan ketersediaan bagi tanaman dikendalikan oleh reaksi tanah yang kompleks, yang dipengaruhi oleh pH tanah. Ketersediaan P paling tinggi berkisar pada pH 5,5 – 6,8. Selanjutnya pH berpengaru terhadap hara mikro, keracunan Al, Fe, dan Mn, dan terakhir berpengaruh terhadap organisme tanah.
            pH tanah dapat dirubah yaitu jika ph tanah terlalu masam maka dapat digunakan kapur, sedangkan tanah yang terlalu basa atau alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang.

3.4 Percobaan Minus One Test

Berikut adalah hasil dari percobaan minus one test
No
Perlakuan
Produksi riil
Pesen produksi
Rata - rata
perlakuan 1
perlakuan II
perlakuan I
perlakuan II
1
Kontrol
 4.7
4.2 
 78%
88%
 83%
2
Lengkap
 6.0
4.8 
 100%
100% 
 100%
3
-N
5.2
4.4
87%
92%
90%
4
-P
5.3
4.0
88%
83%
86%
5
-K
5.3
4.9
88%
102%
95%
6
-Ca
6.0
4.3
100%
90%
95%
7
-Mg
5.9
4.7
98%
98%
98%
8
 -S
 5.3
 5.0
 88%
 104%
 96%
Tabel 4. Hasil percobaan minus one test
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata produksi dari dua perlakuan bahwa perlakuan control menghasilkan produksi terbanyak yaitu 100%. Hal ini wajar karena perlakuan lengkap kandungan unsure haranya terpenuhi. Dari delapan perlakuan, –Mg menghasilkan produksi sebanyak 98%, hal ini menunjukkan bahwa kandungan Mg dalam tanah hampir mencukupi. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa tanah pada praktikum ini dapat dikatakan baik karena rata-rata produksinya diatas 80%.
Tanaman yang kekurangan unsure hara dapat mengalami gejala defisiensi hara seperti:
1.      kegagalan total pada tingkat bibit
2.      tanaman kerdil
3.      gejala khas pada daun
4.      kematangan terlambat
5.      produksi rendah tanpa adanya gejala pada daun
6.      kualitas produk tanaman jelek
7.      bagian dalam abnormal
setiap unsure hara memiliki gejala-gejala defisiensi yang dapat digambarkan melalui table berikut.
NO
Gejala
Defisiensi

Serealia
1
Gejala Muncul Pertama pada Daun Tua
1.1
Daun dan atau batang berwarna ungu/ kemerahan yang didahului
P

dengan warna hijau gelap, kemudian bisa juga coklat
1.2
Ujung daun khlorosis dan nekrosis; daun beerwarna kuning dan
N

menjalar ke dasar daun melalui tulang daun, berbentuk huruf V
1.3
Tepi-tepi daun nekrosis; mulai dengan berwarna kuning atau
K

kecoklatan pada tepi daun dari ujung dan merambat ke dalam

membentuk huruf V terbalik; daun-daun menggantung
1.4
klorosis garis; garis kuning diantara tulang daun
Mg
1.5
klorosis bintik; bintik-bintik coklat kekelabuan membentuk garis;
Mn

bintik coklat tua membentuk garis ; bintik-bintik keputihan atau

kelabu
Tabel 5.gejala pada daun tua
Berikut adalah table kekurangan unsure hara pada daun muda



NO
Gejala
Defisiensi

Serealia
2
Gejala Muncul Pertama pada Daun-daun Muda
2.1
Helai daun berwarna kuning dengan tulang daun berwarna cerah
S
2.2
Daun-daun berwarna kuning sampai kuning keputihan dengan
Fe

tulang daun berwarna hijau
2.3
Ujung-ujung daun muda berwarna coklat atau keputihan
Cu

menggulung atau melintir
2.4
Daun-daun berwarna kekuningan, daun seperti tersobek atau
Ca

seperti digergaji tepi daunnya, ujung daun salah bentuk dan titik

tumbuh sering mati
2.5
Titik tumbuh mati, bercak putih antara tulang daun
B
2.6
Daun muda dengan pita kuning atau putih di antara tepi daun dan
Zn

tulang tengah dari pertengahan helai daun kebawah



Tabel 6. Gejala defisiensi pada daun muda.
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap kekurangan unsure (defisiensi) hara, memiliki gejala yang bebeda-beda. Dalam praktikum Minus one test ini mampu mengidentifikasi setiap kekurangan unsure hara, apabila disuatu lahan tidak ditemukan gejala-gejala defisiensi hara maka dapat dikatakan bahwa kandungan unsure hara di dalam tanah tersebut mencukupi. Selain dari data tabel gejala defisiensi hara, dari data tabel produksu juga dapat diketahui bahwa kandungan unsure hara di suatu tanah tersebut mencukupi.                      

IV. KESIMPULAN

Dari praktikum ilmu tanah dan pemupukan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    pengambilan contoh tanah dibagi menjadi sampel yaitu tanah utuh, tanah agregat, dan tanah terganggu
2.    setiap sampel tanah dapat digunakan sebagai bahan penelitian
3.    tekstur tanah merupakan susunan relative atau perbandingan banyaknya pasir (sand), debu (silt), dan klei (clay)
4.    tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur
5.    Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa factor yang terdapat dalam tanah tersebut
6.    Top soil memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan sub soil, karena kandungan bahan organic pada top soil lebih tinggi
7.    ph tanah dipengaruhi oleh ion H+ ion OH-
8.    Percobaan minus one test dapat menggambarkan kualitas suatu tanah serta mengetahui bentuk defisiensi hara pada tanaman jagung.
9.    Percobaan minus one test sebaiknya dilahan yang kodisi lahannya tidak baik (kekurangan unsure hara) agar hasil yang dihasilkan akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.
Kurnia U, Agus F, Adimiradja A, Dariah A, editor. 2006. Sifat-Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor. Agroinovasi.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor. IPB Press.