Selasa, 11 Juni 2013

laporan ilmu tanah


I.     PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di Bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berrongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Pada dasarnya kita selalu bergantung pada tanah. Kita beraktivitas diatas permukaan tanah, bahan makananpun diolah menggunakan tanah dan banyak lagi segala hal yang berhubungan dengan tanah. Agar tanah dapat dipelajari secara mendalam kita memerlukan suatu pengertian dasar mengenai tanah.
Secara umum tanah mempunyai definisi sebagai lapisan yang menyelimuti bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup diatasnya atau didalamnya. Secara ilmiah dipelajari tanah mulai proses pembentukan, klasifikasi, pemetaan, kesuburannya, pemanfaatan, penerapan dan karakter lainnya (biologis, kimia, fisis). Dari segi klimatologi, tahan memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Dengan meningkatkan pengetahuan tenteng tanah, maka Ilmu Tanah menjadi ilmu yang sangat luas sehingga untuk dapat mempelajarinya dengan baik perlu pengelompokan lebih lanjut kedalam bidang-bidang yang lebih khusus. Seperti ilu pedologi, yang merupakan ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survei tanah dan cara pengamatan tanah di lapangan.
Bahan-bahan penyusn tanah antara lain bahan mineral, bahan organic, air, dan udara. Setiap lapisan tanah, memiliki struktur yang berbeda, warna yang berbeda dan sifat asam atau basa (pH) yang berbeda, selain itu, jenis tanah juga mempengaruhi sifat dan struktur tanah.

1.2 Tujuan

Mampu mengetahui berbagai jenis kandungan unsur hara yang terkandung dalam tanah serta mengetahui gejala defisiensi hara dalam tanah, sehingga dapat mengetahui jenis pupuk yang perlu ditambahkan dalam suatu lahan tanaman. Selain itu juga mahasiswa mampu mengetahui gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung pertumbuhan suatu tanaman. Setelah itu mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui sifat fisika dan kimia tanah, mengetahui berbagai jenis, tekstur, dan warna tanah, dan mengetahui berbagai nilai keasaman (pH) tanah.



II.    BAHAN DAN METODE


2.1 Pengambilan Contoh Tanah

Praktikum pengambilan sampel tanah ini dilakukan di Lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 27 april 2013 pada pukul 07.00-10.20. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ring sample, kayu balok, cangkul serta cutter. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah lahan yang akan diambil sebagai sampel. Adapun sampel tanah yang akan diambil sampelnya metodenya sebagai berikut:

2.1.1 Tanah utuh

Dalam mengambil sampel tanah utuh hal yang perlu dilakukan adalah menentukan spot pengambilan sampel, permukaan tanah sebelum diambil sampel, harus dibersihkan dari gulma, rumput, atau serasah yang menutupi tanah. Gali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar ring sample diletakkan, kemudian ratakan dengan cutter. Setelah itu, letakkan ring sample di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, dan dengan menggunakan kayu balok yang diletakkan di atas permukaan ring sample, ring sample tersebut ditekan sampai tiga perempat bagian ring sample terbenam kedalam tanah. Selanjutnya letakkan ring sample yang lain di atas ring sample yang pertama, dan tekan sampai 1 cm masuk kedalam tanah. Setelah itu, pisahkan ring sample bagian atas dari ring sample bagian bawah. Selanjutnya, gali ring sample menggunakan cangkul. Dalam menggali, ujung cangkul harus lebih dalam dari ring sample. Setelah itu, iris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan ring sample, kemudian ring sample ditutup dengan tutup ring sample. Setelah itu, iris dan potong tanah bagian bawah dan ditutup dengan tutup ring sample. Kemudian ring sample di beri label.



2.1.2   Tanah terganggu (Disturbed Soil Sample)

Contoh tanah terganggu atau lebih dikenal dengan contoh tanah biasa merupakan contoh tanah yang dapat diambil dengan menggunakan cangkul secara langsung. Kondisi tanah terganggu sudah terganggu sejak pertama pengambilan contoh tanah. Contoh tanah ini dapat dikemas menggunakan kantong plastic tebal atau tipis. Kemudian diberi label tentang informasi pengambilan sampel tanah tersebut.

2.1.3 Tanah agregat

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah, contoh tanah ini diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. kemudian sampel tanah ini dimasukkan kedalam plastik.

2.2 Tekstur dan Warna Tanah

2.2.1 Tekstur tanah

Praktikum penentuan tekstur dan konsentrasi tanah yang dilakukan pada hari sabtu, tanggal 04 mei 2013, dimulai dari jam 07.00-10.20 wib, praktikum ini dilakukan dilahan praktikum kampus Gunung Gede Diploma IPB. Adapun alat yang digunakan dalam penentuan tekstur tanah yaitu: toples, Dan buku acuan sedangkan bahan yang digunakan yaitu: tanah sampel yang terdiri dari, podsolik dramaga, latosol dramaga, regosol dramaga,andosol dramaga, dan air.
Metode dan teknik penentuan tekstur tanah yang dilakukan dalam praktikum yaitu diambil sampel tanah yang telah disediakan secukupnya. Kemudian dimasukkan dalam toples dan diberi air secukupnya. Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

·         Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
·         Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
·         Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
·         Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Lempung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
·         Lempung Berliat
Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
·         Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

·         Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
·         Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
·         Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

2.2.2 Warna tanah

Praktikum penentuan warna tanah ini dilakukan di lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 11 mei 2013 pada pukul 07.00-10.20. Adapun alat yang digunakan adalah munsell dan cangkul, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah permukaan, tanah subsoil dan air.
Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warna yaitu Hue (kilap), Value (nilai), dan Chroma (kroma). Hue adalah panjang dominan atau warna dari pantulan cahaya. Value adalah kebersihan warna (gelap sampai terang), dan kroma adalah kemurnian relative dari panjang gelombangcahaya yang dominan. Warna tanah (notasi Munsell) ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan atas : 5R, 7.5R, 10R, 2.5 YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5 Y, dan 5Y. Tanda R merupakan singkatan dari red (merah), sedangkan Y adalah singkatan dari yellow (kuning).
Dalam menentukan warna tanah, pertama adalah melembabkan tanah dengan air, kemudian letakkan tanah dibawah lubang kertas munsell dengan jari dan amati hasilnya.

2.3 pH Tanah

Praktikum pengukuran pH tanah dilakukan di Lahan Kampus IPB Gunung Gede pada tanggal 11 mei 2013 pada pukul 07.00-10.20. adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pH papper, botol, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah Regosol Dramaga, Andosol Dramaga, Podsolik Dramaga dan Latosol Dramaga dan yang terakhir adalah air aquades
Metode praktikum ini yang pertama adalah menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum ini, selanjutnya memasukkan tanah dan aquades dalam botol dengan perbandingan tanah dan aquades 1:2,5. Setelah itu, masukkan pH papper dalam botol yang telah berisi air dan tanah yang telah di shaking tetapi pH papper hanya dicelupkan sampai sebatas air saja. Dan lihat hasilnya dengan melihat perubahan warna pada pH papper.

2.4 Percobaan Minus One Test

Praktikum ini dilakukan  di lahan Kampus IPB Gunung Gede. Praktikum ini dilakukan mulai tanggal 23 februari, pukul 07.00 s.d 10.30 WIB. Yang dilakukan yaitu persiapan lahan untuk praktikum, dalam persiapan lahan ini alat yang digunakan adalah kored, cangkul, gembor, tali raffia, ajir, serta meteran. Bahan yang digunakan yaitu kapur sebanyak 3.08 kg.
Dalam persiapan lahan hal yang perlu dilakukan yaitu pembuatan petakan lahan, pembuatan petakan lahan yang pertama yaitu dilakukan pengajiran dengan metode phytagoras, metode ini dilakukan menggunakan ajir batas. Ajir induk dibuat dengan panjang 3 metar dan lebar 4 meter dengan sudut siku-siku (90o), sedangkan untuk memastikanya ditarik garis miringnya yaitu sepanjang 5 meter, dari ajir induk yang telah selesai ditarik garis lurus dengan menggunakan tali raffia. Pastikan tali yang ditarik lurus, kemudian dalam penentuan lebar setiap lahan, petakan lahan dipatok dengan ajir dengan lebar 4 m, dengan ketentuan patok harus segaris dengan tali raffia. Sedangkan panjang bedengan yaitu 6,4 meter. Sedangkan jarak antara masing-masing bedengan yaitu 0,4 meter. Jumlah bedengan yang dibutuhkan dalam praktikum ini yaitu 16 bedengan.
Setelah bedengan dengan ukuran 6,4 meter x 4 meter selesai, dilakukan pembersihan bedengan dengan menggunakan cangkul dan kored. Setelah itu tanah digemburkan dan disiram menggunakan gembor. Setelah itu tiap-tiap bedengan diberi kapur, kecuali untuk lahan yang mendapat perlakuan –Ca dan control. Dalam praktikum ini terdapat 16 bedengan untuk 8 perlakuan (control, -N, -K, -Mg, lengkap, -P, -Ca, -S) tiap-tiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.
Kemudian pada sabtu tanggal 2 maret 2013, pada pukul 07.00 s.d. 10.30 WIB. Dilakukan  penanaman jagung manis ditiap bedengan, alat yang digunakan yaitu koret, cangkul gembor dan tugal, sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih jagung manis dan furadan. Dalam hal ini, yang dilakukan adalah pembersihan sisa-sisa gulma dengan menggunakan kored, setelah itu melakukan penggemboran bedengan dengan menggunakan cangkul. Setelah lahan gembur, dilakukan pembuatan lubang tanam menggunakan tugal dengan jarak tanam 0,8meter x 0,4 meter. Tiap lubang tanam dilakukan penanaman sejumlah 2 benih perlubang, dan deberi sedikit furadan tiap masing-masing lubang dan setelah itu lubang tanam ditutup dan dilakukan penyiraman bedengan.
Selanjutnya pada tanggal 09 maret 2013 dilakukan adalah pemberian pupuk pada tanaman. Alat yang digunakan adalah ember, plastik, sendok, dan timbangan digital. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pupuk, pupuk yang digunakan adalah KCl (232 g, 118 g untuk pemupukan pertama) , urea (388 g, 194 g untuk pemupukan minggu pertama), SP-36 (462 g), Mg SO4 (94 g), dan Za (78 g). selain itu dilakukan penyulaman untuk jagung yang telah mati. Untuk pupuk diberi sesuai perlakuan, pemberian pupuk diberi dengan cara alur di samping tanaman.
Setalah itu, pada tanggal 16 maret 2013 pada pukul 07.00-10.20 dilakukan penjarangan dan pembersihan gulma, serta pemberian isektisida pada 16 bedengan. Alat yang digunaan adalah kored, cangkul, dan gembor. Sedangkan bahan yang digunakan adalah insektisida “cura corn 500 EC”. Pembersihan gulma dilakukan dengan menggunakan kored, dan penjarangan tanaman dilakukan, minimal perlubang tanaman hanya 2 tanaman saja. Selanjutnya dilakukan penyiraman tanama, setelah itu dilakukan penyemprotan insektisida dengan dosis 15 ml insektisida per 15 liter air.
Selanjutnya pada tanggal 20 maret 2013 dilakukan pemupukan yang kedua kalinya, adapun alat, bahan, dan prosedur dilakukan sama halnya dengan pemupukan pertama.



3.1 Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara pengambilan contoh tanah yaitu :

3.1.1 Tanah Utuh

Dalam pengambilan sampel tanah utuh,  perbandingan antara luas permukaan ring sanple bagian luar (tebal tabung) dan luas permukaan tabung bagian dalam tidak lebih dari 0,1. Perbandingan luas permukaan bagian luas dan luas permukaan bagian dalam dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakan untuk penetapan berat jenis tanah, berat volume, atau bulk density, distribusi pori pada berbagai tekanan (pF1, pF 2, PF 2,54 dan pF 4,2), dan permeabilitas tanah.

3.1.2 Tanah Terganggu

Contoh tanah tidak utuh (disturbed soil sampel) digunakan untuk digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut dan lain-lain, selain itu digunakan untuk penetapan kadar air tanah, konsistensi, warna, dan analisis kimia tanah.

3.1.3 Tanah Agregat

Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregate), digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, pontesi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (coofficient of linear extencibility).



3.2 Tekstur dan Warna Tanah

3.2.1 Tekstur tanah

Dari praktikum penentuan tekstur tanah didapat hasil sebagai berikut:
NO
Sampel
Tekstur
1
Regosol Dramaga
Pasir berlempung
2
Andosol Dramaga
Lempung berdebu
3
Podsolik Dramaga
Lempung liat berdebu
4
Latosol Dramaga
Lempung liat berdebu
Tabel 1. Tekstur tanah
            Dari data tersebut dapat diketahui bahwatanah regosol dramaga mempunyai tekstu pasir berlempung, tanah andosol dramaga memiliki tekstur lempung berdebu, sedangkan tanah podsolik dramaga dan latosol dramaga memiliki tekstur yang sama yaitu lempung liat berdebu.
Tekstur tanah menggambarkan halus kasarnya tanah atau merupakan susunan relative atau perbandingan banyaknya pasir (sand), debu (silt), dan klei (clay). Berdasarkan susunan relative dari tiga ukuran butir tanah tersebut, maka tekstur tanah dikelompokkan menjadi 12 kelas tekstur yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan yang terakhir yaitu liat. Tekstur tanah mempengaruhi banyak sifat-sifat tanah yang penting seperti mudah tidaknya pengolahan tanah dan berkarakteristik menahan air.
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm sampai kecil dari pedon disebut fragmen batuan (rock fragment) atau bahan kasar (kerikil sampai batu) (hardjowigeno, 2010). Bahan-bahan halus (< 2mm) disebut fraksi tanah halus dan dapat dibedakan menjadi :
                Pasir      : 2mm – 5 µ
                Debu     : 50µ - 20µ
                Liat         : kurang dari 2µ                
kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran butir yang mencakup seluruh tanah. Kelas butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tatapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen atau fraksi tanah yang lebih kasar daripada pasir. Kelas besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi : berpasir, berlempung kasar, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, liat (halus), sangat halus (berliat). Bila fraksi tanah halus (< 2mm) sedikit sekali (< 10%) dan tanah terdiri dari kerikil, batu-batu dan lain-lain (≥ 90%) volume disebut fragmental. Bila  tanah halus termasuk kelas berpasir, belempung atau berliat, tetapi mengandung 35% - 90% (volume) fragmen batuan (kerikil, batu-batu) maka kelas sebaran besar butirnya disebut berpasir skeletal, berlempung skeletal, dan berliat skeletal (Hardjowigeno, 2010).
Tanah yang bertekstur pasir, karena butiran – butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsure hara. Tanah-tanah bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menyediakan dan menahan unsure hara lebih tinggi. Tanah bertakstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2010).

3.2.2 Warna tanah

Berikut adalah table hasil analisa warna tanah
NO
Jenis tanah
Warna tanah
1
Tanah permukaan (top soil)
7.5 YR 3/3 (dark brown)
2
Tanah bawah (sub soil)
10 YR 4/6 (dark yellowish brown)
Table 2. warna tanah
Dari data tesebut dapat dilihat bawa tanah pemukaan atau yang lebih dikenal dengan top soil memiliki warna yang lebih gelap daripada tanah bawah atau dikenal dengan sebutan sub soil.
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa factor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab pebedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organic. Semakin tinggi kandungan bahan organic, warna tanah semakin gelap (Hardjowigwno, 2010).
Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organic umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe yang didapat. Di daerah yang berdrainase buruk, dalam arti tanah sering terendam air, seluruh tanah bewarna abu-abu karena senyawa Fe terdapar dalam keadaan reduksi ( Fe++). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi Fe+++ misalnya dalam senyawa Fe2, O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3H2O (limonit) yang berwarna cokelat (Hardjowigeno, 2010).
Bila tanah kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka disamping berwarna abu-abu (daerah tereduksi) didapat pula bercak-bercak merah atau kuning yaitu ditempat-tempat dimana udara dapt masuk sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Beberapa jenis mineral seperti kuarsa dapat menyebabkan warna tanah lebih terang (hardjowigeno, 2010).
Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warna yaitu Hue (kilap), Value (nilai), dan Chroma (kroma). Hue adalah panjang dominan atau warna dari pantulan cahaya. Value adalah kebersihan warna (gelap sampai terang), dan kroma adalah kemurnian relative dari panjang gelombang cahaya yang dominan. Warna tanah (notasi Munsell) ditentukan dengan cara membandingkan warna tanah dengan warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan atas : 5R, 7.5R, 10R, 2.5 YR, 5YR, 7.5YR, 10YR, 2.5 Y, dan 5Y. Tanda R merupakan singkatan dari red (merah), sedangkan Y adalah singkatan dari yellow (kuning) (Balai Besar Litbang, 2006). Disamping itu sering ditambahkan pula hue untuk warna-warna tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantilkan). Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8 dimana semakin tinggi chroma menunjukkan kemurnian spectrum atau kekuatan warna spectrum semakin meningkat. Warna tanah akan semakin berbeda bila tanah basar, kering, atau lembab, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basar, kering atau lembab.

3.3 pH Tanah

Beikut adalah table pengukuran pH tanah
NO
Jenis tanah
pH
1
Regosol Dramaga
5
2
Andosol Dramaga
5.3
3
Podsolik Dramaga
4.3
4
Latosol Dramaga
4.7
5
Tanah lapang permukaan
4.7
6
Tanah lapang Bawah
5
Table 3. pH tanah
Dari data table diatas dapat diketahui bahwa tanah posolik dramaga memiliki pH yang paling rendah yaitu 4,3 dan tanah andosol dramaga memiliki pH tanah tertinggi yaitu 5,3.
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+). Makin tinggi kandungan ion hydrogen, maka nilai pH tanah semakin asam. Selain itu terdapat pula ion OH-, yang berbanding terbalik jumlahnya dengan ion hydrogen.
Menurut Hardjowigeno (2010), di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan pH 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya agak masam. Banyak unsur didalam tanah mengalami perubahan bentuk akibat perubahan reaksi di dalam tanah. Hal ini terkait dengan perubahan tingkat kelarutan senyawa dari unsur-unsur tersebut di dalam tanah (Munawar, 2011).
Menurut munawar (2011), ph tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara esensial dan beberapa sifat tanah lain diantaranya nitrogen. Pengaruh pH tanah terhadap ketersediaan N lebih bersifat tidak langsung, yakni melalui pengaruh pH terhadap aktivitas jasad renik yang terlibat dalam ketersediaan N. Bakteri penambat N udara umumnya sensitive tehadap pH rendah, sehingga pasokan N melalui jalan ini berkurang. Selanjutnya pengaruh terhadap kalium Ca dan Mg, unsure ini tersedia paa pH lebih dari 6 yaitu dalam keadaan basa. Mereka umumnya tidak tersedia bagi tanaman di tanah-tanah asam karena sebagian mineralnya sudah mengalami pelapukan intensif dan terjadi pelindian ke luar dari profil tanah. Selanjutnya pengaruh terhadap fosforuskelarutan P dan ketersediaan bagi tanaman dikendalikan oleh reaksi tanah yang kompleks, yang dipengaruhi oleh pH tanah. Ketersediaan P paling tinggi berkisar pada pH 5,5 – 6,8. Selanjutnya pH berpengaru terhadap hara mikro, keracunan Al, Fe, dan Mn, dan terakhir berpengaruh terhadap organisme tanah.
            pH tanah dapat dirubah yaitu jika ph tanah terlalu masam maka dapat digunakan kapur, sedangkan tanah yang terlalu basa atau alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan belerang.

3.4 Percobaan Minus One Test

Berikut adalah hasil dari percobaan minus one test
No
Perlakuan
Produksi riil
Pesen produksi
Rata - rata
perlakuan 1
perlakuan II
perlakuan I
perlakuan II
1
Kontrol
 4.7
4.2 
 78%
88%
 83%
2
Lengkap
 6.0
4.8 
 100%
100% 
 100%
3
-N
5.2
4.4
87%
92%
90%
4
-P
5.3
4.0
88%
83%
86%
5
-K
5.3
4.9
88%
102%
95%
6
-Ca
6.0
4.3
100%
90%
95%
7
-Mg
5.9
4.7
98%
98%
98%
8
 -S
 5.3
 5.0
 88%
 104%
 96%
Tabel 4. Hasil percobaan minus one test
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata produksi dari dua perlakuan bahwa perlakuan control menghasilkan produksi terbanyak yaitu 100%. Hal ini wajar karena perlakuan lengkap kandungan unsure haranya terpenuhi. Dari delapan perlakuan, –Mg menghasilkan produksi sebanyak 98%, hal ini menunjukkan bahwa kandungan Mg dalam tanah hampir mencukupi. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa tanah pada praktikum ini dapat dikatakan baik karena rata-rata produksinya diatas 80%.
Tanaman yang kekurangan unsure hara dapat mengalami gejala defisiensi hara seperti:
1.      kegagalan total pada tingkat bibit
2.      tanaman kerdil
3.      gejala khas pada daun
4.      kematangan terlambat
5.      produksi rendah tanpa adanya gejala pada daun
6.      kualitas produk tanaman jelek
7.      bagian dalam abnormal
setiap unsure hara memiliki gejala-gejala defisiensi yang dapat digambarkan melalui table berikut.
NO
Gejala
Defisiensi

Serealia
1
Gejala Muncul Pertama pada Daun Tua
1.1
Daun dan atau batang berwarna ungu/ kemerahan yang didahului
P

dengan warna hijau gelap, kemudian bisa juga coklat
1.2
Ujung daun khlorosis dan nekrosis; daun beerwarna kuning dan
N

menjalar ke dasar daun melalui tulang daun, berbentuk huruf V
1.3
Tepi-tepi daun nekrosis; mulai dengan berwarna kuning atau
K

kecoklatan pada tepi daun dari ujung dan merambat ke dalam

membentuk huruf V terbalik; daun-daun menggantung
1.4
klorosis garis; garis kuning diantara tulang daun
Mg
1.5
klorosis bintik; bintik-bintik coklat kekelabuan membentuk garis;
Mn

bintik coklat tua membentuk garis ; bintik-bintik keputihan atau

kelabu
Tabel 5.gejala pada daun tua
Berikut adalah table kekurangan unsure hara pada daun muda



NO
Gejala
Defisiensi

Serealia
2
Gejala Muncul Pertama pada Daun-daun Muda
2.1
Helai daun berwarna kuning dengan tulang daun berwarna cerah
S
2.2
Daun-daun berwarna kuning sampai kuning keputihan dengan
Fe

tulang daun berwarna hijau
2.3
Ujung-ujung daun muda berwarna coklat atau keputihan
Cu

menggulung atau melintir
2.4
Daun-daun berwarna kekuningan, daun seperti tersobek atau
Ca

seperti digergaji tepi daunnya, ujung daun salah bentuk dan titik

tumbuh sering mati
2.5
Titik tumbuh mati, bercak putih antara tulang daun
B
2.6
Daun muda dengan pita kuning atau putih di antara tepi daun dan
Zn

tulang tengah dari pertengahan helai daun kebawah



Tabel 6. Gejala defisiensi pada daun muda.
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap kekurangan unsure (defisiensi) hara, memiliki gejala yang bebeda-beda. Dalam praktikum Minus one test ini mampu mengidentifikasi setiap kekurangan unsure hara, apabila disuatu lahan tidak ditemukan gejala-gejala defisiensi hara maka dapat dikatakan bahwa kandungan unsure hara di dalam tanah tersebut mencukupi. Selain dari data tabel gejala defisiensi hara, dari data tabel produksu juga dapat diketahui bahwa kandungan unsure hara di suatu tanah tersebut mencukupi.                      

IV. KESIMPULAN

Dari praktikum ilmu tanah dan pemupukan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    pengambilan contoh tanah dibagi menjadi sampel yaitu tanah utuh, tanah agregat, dan tanah terganggu
2.    setiap sampel tanah dapat digunakan sebagai bahan penelitian
3.    tekstur tanah merupakan susunan relative atau perbandingan banyaknya pasir (sand), debu (silt), dan klei (clay)
4.    tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur
5.    Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa factor yang terdapat dalam tanah tersebut
6.    Top soil memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan sub soil, karena kandungan bahan organic pada top soil lebih tinggi
7.    ph tanah dipengaruhi oleh ion H+ ion OH-
8.    Percobaan minus one test dapat menggambarkan kualitas suatu tanah serta mengetahui bentuk defisiensi hara pada tanaman jagung.
9.    Percobaan minus one test sebaiknya dilahan yang kodisi lahannya tidak baik (kekurangan unsure hara) agar hasil yang dihasilkan akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.
Kurnia U, Agus F, Adimiradja A, Dariah A, editor. 2006. Sifat-Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Bogor. Agroinovasi.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor. IPB Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar